KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah,
dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
ridha-Nya, serta kesehatan, kekuatan dan petunjukan yang telah dilimpahkan
kepada penyusun. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Model Pembelajaran dan macam- macam model pembelajaran”.
Penyusun
menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Mata Kuliah yang telah memberikan tugas untuk memperbaiki nilai
yang lebih baik. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan dikemudian hari dalam penyusunan makalah berikutnya. Atas
kritik dan saran yang membangun yang diberikan, penyusun mengucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pamekasan, 02 April 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Metode
pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara
optimal untuk kualitas pembelajaran (Riyanto, 2002: 32). Dalam pelaksanaannya
tidak dapat dilepaskan dengan teori pembelajaran, yang menanyakan apakah metode
yang akan diinginkan dalam desain pembelajaran? Kapan akan digunakan? Jawabanya
adalah metode dan situasi (Reigeluth, 1987: 1-5). Situasi pembelajaran, meliputi
hasil dan kondisi pembelajaran. Hasil pembelajaran, efek dari setiap metode
pembelajaran. Suatu metode pembelajaran yang sama dapat membedakan hasil
pembelajaran, kika kondisinya berbeda.
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui berbagai
cara, antara lain peningkatan bekal awal siswa baru, peningkatan kompetensi
guru, peningkatan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan
penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan
penyediaan sarana belajar. Dari semua cara tersebut peningkatan kualiitas
pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik menduduki posisi yang sangat
strategis dan akan berdampak positif. Dampak positif tersebut berupa:
1) Peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan masalah
pembelajaran yang dihadapi secara nyata;
2) Peningkatan kualitas masukan, proses, dan hasil belajar;
3)
Peningkatan
keprofesionalan pendidik;
4)
Penerapan prinsip
pembelajaran berbasis penelitian ( Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 1 )
BAB II
PEMBAHASAN
Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa model-model pembelajaran seperti
ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play)
dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan
kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena
melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas
pembelajaran efektif.
a.
Model-Model
Pembelajaran dan Pengertiannya
Pengertian Model Pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan
meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan
dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan
yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan
kondisi di dalam kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat
dari faktor-faktor yang melengkapinya. Ciri-ciri model pembelajaran Tahun
1950 di Amerika yang dipelopori oleh Marc Belt menemukan ciri-ciri dari
model-model pembelajaran, antara lain sebagai berikut :
a.
Berdasarkan teori pendidikan dan teori
belajar tertentu, misalnya model pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard
Suchman dan dirancang untuk mengembangkan penalaran didasarkan pada tatacara
penelitian ilmiah. Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen
yang dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok
didasarkan pada teori John Dewey.
b.
Mempunyai misi atau tujuan
pendidikan tertentu.
c.
Dapat dijadikan pedoman untuk
perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
d.
Memiliki perangkat bagian model yang
terdiri dari:
·
urutan langkah pembelajaran,yaitu
tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila akan menggunakan model
pembelajaran tertentu.
·
prinsip reaksi, yaitu pola perilaku
guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar.
·
sistem sosial, adalah pola hubungan
guru dengan siswa pada saat mempelajari materi pelajaran. ada tiga pola
hubungan dalam sistem sosial yaitu tinggi, menengah, dan rendah. pola
hubungan disebut tinggi apabila guru menjadi pemegang kendali dalam pembelajaran.
pola hubungan disebut menengah apabila guru berperan sederajat dengan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. pola hubungan disebut rendah apabila
guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
·
sistem pendukung adalah penunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas misalnya media dan alat
peraga.
e.
Memiliki dampak sebagai akibat
penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan
tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung
yang berhubungan dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut
Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan. Model dapat dipahami sebagai :
1)
suatu tipe atau desain
2)
suatu deskripsi atau analogi
yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak
dapat dengan langsung diamati,
3)
suatu sistem asumsi-asumsi,
data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara
matematis suatu obyek peristiwa
4)
suatu desain yang
disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang
disederhanakan;
5)
suatu deskripsi dari suatu
sistem yang mungkin atau imajiner; dan
6)
penyajian yang diperkecil
agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.
Atas dasar
pengertian tersebut, maka model dalam pembelajaran dapat dipahami sebagai model
pembelajaran merupakan suatu rancangan yang telah diprogram melalui media
media peraga dalam membantu untuk memvisualisasikan pesan yang
terkandung didalamnya untuk mencapai tujuan belajar sebagai pegangan
dalam melaksanakan kegiataan pembelajaran.
Joyce dan
Weil (2000) mengatakan ada Empat Kategori yang penting diperhatikan dalam
model mengajar yaitu Model Informasi, model personal, model
interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah
dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan
dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat
kelompok yaitu:
1.
Model
pemrosesan informasi (information Procesisng Models)
menjelaskan
bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya
dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah
serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model
ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis,
dan memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model
pengelolaan informasi ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran
belajar dari berbagai usia dalam mempelajari individu dan masyarakat.
Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan
yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.
Adapun
model-model pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri
atas:
a.
Model berfikir Induktif.
Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan dari model
ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran
akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk
tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b.
Model Inkuiri Ilmiah.
Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem
penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek
dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan
dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
c.
Model Penemuan Konsep
Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk
mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep.
Model pertumbuhan Kognitif.
Tokohnya,
Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg,
tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual,
terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan
pada perkembangan sosial moral.
d.
Model Penata Lanjutan
Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan
efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan
bidang-bidang pengetahuan.
e.
Model memori
Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mengingat.
2.
model
personal (personal family)
merupakan rumpun model pembelajaran yang
menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa
dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja
diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan baik,
memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup
yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian keadaan
pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang
produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar diri dan
bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a.
Model pengajaran nondirektif.
Tokohnya,
Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk kemampuan untuk
perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri,
kemandirian, dan konsep diri.
b.
Model latihan Kesadaran
Tokohnya adalah fritz Peris dan William
schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak menekankan pada perkembangan
kesadaran dan pemahaman antarpribadi.
c.
Model Sinektik
Tokohnya adalah William Gordon model ini
bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan
masalah kreatif.
d.
Model Sistem-sistem Konseptual
Tokohnya
adalah, David Hunt tujuannya adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan
pribadi.
e.
Model Pertemuan Kelas
Tokohnya
adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri
sendiri dan kelompok sosial.
3.
Model sosial
(social family)
menekankan
pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki ke-cakapan untuk
berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang
demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial. Inti
dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau
tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu
fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial,
pembelajaran di arahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam
menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran sosial.
Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama,
membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala
mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta
mengetes hipotesis, oleh karena itu guru, seyogianya
mengajarkan proses demokratis secara langsung jadi pendidikan
harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative
inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah akademis.
4.
Model sistem
perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching)
dibangun
atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa
dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui
penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.
Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai
model pembelajaran diatas menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk
menerapkan pembelajaran efektif dan efisien. Dengan semikian, melalui
pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih pendekatan
mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat ini.
Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas
dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal
tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu,
proses pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik
oleh guru maupun murid.
BAB III
Macam-Macam
Metode pembelajaran
1.
Metode
Ceramah
Metode pembelajaran
ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish
(1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah,
guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
Metode
pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251).
Menurut Mc.
Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi
dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan
masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi
hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih
efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3.
Metode
Demonstrasi
Metode
pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang
siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya
suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan
Metode Demonstrasi :
a.
Perhatian siswa dapat lebih
dipusatkan.
c.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan
metode Demonstrasi :
a.
Siswa kadang kala sukar melihat
dengan jelas benda yang diperagakan.
b.
Tidak semua benda dapat
didemonstrasikan.
c.
Sukar dimengerti jika
didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
4.
Metode
Ceramah Plus
Metode
Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus,
diantaranya yaitu:
a.
Metode ceramah plus tanya jawab dan
tugas
b.
Metode ceramah plus diskusi dan
tugas
c.
Metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL)
5.
Metode
Resitasi
Metode
Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan
siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan
Metode Resitasi adalah :
a.
Pengetahuan yang diperoleh peserta
didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b.
Peserta didik memiliki peluang untuk
meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan
Metode Resitasi adalah :
a.
Kadang kala peserta didik melakukan
penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau
bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.
Kadang kala tugas dikerjakan oleh
orang lain tanpa pengawasan.
c.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi
perbedaan individual.
6.
Metode
Eksperimental
Metode
pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7.
Metode Study
Tour (Karya wisata)
Metode study
tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan
hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8.
Metode Latihan
Keterampilan
Metode
latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode
latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis
pada peserta didik.
9.
Metode
Pengajaran Beregu
Metode
pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat
soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut
10. Peer Theaching Method
Metode Peer
Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu
metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar,
tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan
mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode
problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan
wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang
guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan
pendapatnya.
12. Project Method
Project
Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta
peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13. Taileren Method
Teileren
Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya
ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja
berkaitan dengan masalahnya
14. Metode Global (ganze method)
Metode
Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan
materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil
intisaridari materi tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Penggunaan
model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa
terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan
tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga
memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Tiap – tiap model
pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda.
Pengajaran
berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual ; belajar berbagai
peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
stimulasi dan lain : realistis sesuai kehidupan manusia, konsep sesuai dengan
kebutuhan siswa, memupuk sifat inkuiri siswa, retensi konsep menjadi kuat,
memupuk kemampuan memecahkan masalah.
Pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar