KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT Rabb semesta alam atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
bisa menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Pendidikan dan Perubahan Sosial” Sebagai tugas mata kuliah “Sosiologi
Pendidikan”
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Rosul Allah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan kepada cahaya
Rabbi, semoga tercurahkan juga kepada keluarga Beliau, sahabat dan somoga
safa’at dapat kita terima di akhirat kelak. Amin.
Penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada Bapak Mufiqurrahman dan teman-teman satu team yang telah mendukung
penyelesaian makalah sebagai tugas kuliah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyajian ini jauh dari tingkat kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan.
Semoga makalah ini dapat berguna dalam proses perkuliahan pada mata kuliah
Sosiologi Pendidikan. Mohon maaf atas kekurangan. Atas perhatiannya, kami aturkan
terima kasih.
Pamekasan, 08 Maret 2016
Penyusun
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….. ii
BAB I ENDAHULUAN………………………………………………………………………. 1.0
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………... 1.1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….. 1.1
C. Tujuan……………………………………………………………………………………… 1.2
D. Sistematika
Penulisan……………………………………………………………………… 1.2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………… 2.3
A. Pengertian Pendidikan…………………………………………………………………….. 2.3
B.
Sekilas tentang
Perubahan Sosial………………………………………………………………. 2.3
C.
Faktor- Faktor Perubahan Sosial…………………………………………………………... 2.5
D.
Teori Perubahan Sosial……………………………………………….…………………… 2.6
E.
Hubungan Perubahan Sosial dan
Pendidikan………………………………………………… 2.6
F.
Gelombang
Kekuatan yang Mengubah Masyarakat Manusia……………………………….… 2.7
G.
Pendidikan
sebagai Dasar Pengembangan Masyarakat Baru…………………………………. 2.8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………… 3.10
A.Kesimpulan………………………………………………………………………………….. 3.10
B.Saran…………………………………………………………………………………………. 3.10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………. 11.0
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditunjukan
kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian yang kuat dan
utuh serta bermoral tinggi. Secara spesifik, dengan pendidikan peserta didik
secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.
Sehingga dapat tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat
mempengaruhi proses perubahan sosial suatu individu dalam bermasyarakat dan
akhirnya pendidikan akan dapat membangun bangsa dan negara di era globalisasi
ini.
Berdasarkan faktanya, orang yang
sekolah akan mendapat status sosial tinggi di masyarakat dari pada orang yang tidak sekolah atau berpendidikan tinggi.
Hal semacam itu harus kita jauhkan dari pemikiran kita karena sebenarnya
pandangan terhadap
kebuyaan seperti itu
sudah tidak baru lagi yaitu sudah ada sejak Sarekat Islam(SI) dalam pimpinan
Tan Malaka, salah seorang legenda pergerakan nasional. Jadi akan sangat
berlebihan jika menganggap ide seperti itu sebagai suatu terobosan sebab tidak
akan ada botol baru untuk kecap yang sama.
Di era globalsasi ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang sedemikian pesat. Ekonomi mengalami pasang surut berganti-ganti sulit
diprediksi. Kontelasi kekuasaan politik juga berubah-ubah. Kita sudah tidak
lagi hidup dengan anggapan lama yaitu tentang dunia yang teratur dan harmonis,
melainkan hidup dalam tidak keteraturan dan kecenderungan chaos. Jadi hal semacam hanya dapat diatasi oleh orang-orang pikirannya
terbukadan orang yang selalu belajar untuk hal-hal baru. Bukanlah orang-orang
yang siap pakai yang dapat memanfaatkan dan berhasil untuk mengarahkan
perubahan. Seperti di televisi pernah ditayangkan setelah lulus SMP dianjurkan
untuk melanjutkan ke sekolah kejuruan.
Dengan demikian,
sekolah di tingkat manapun yang tetap menjalankan pendidikan dengan orientasi
siap pakai untuk para pelajarnya tidak akan berhasil untuk mengemban misi
sebagai agent of change tetapi
sekedar consumer of change dalam mengantisipasi
masa depan(menuju masyrakat modern)
B.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah Makalah Ini Yaitu:
1.
Pengertian Pendidikan
2.
Sekilas tentang
Perubahan Sosial
3.
Teori Perubahan Sosial
4.
Faktor- Faktor Perubahan Sosial
5.
Hubungan Perubahan Sosial dan
Pendidikan
6.
Gelombang
Kekuatan yang Mengubah Masyarakat Manusia
7.
Pendidikan
sebagai Dasar Pengembangan Masyarakat Baru
C.
Tujuan Penulisan
Adapun yang Menjadi Tujuan Kami Menulis Makalah Ini
Yaitu Agar :
1.
Mengetahui Makna Pendidikan
2.
Mengetahui Fungsi Pendidikan Terhadap Perubahan Sosial
3.
Mengetahui Makna Perubahan Sosial.
4.
Mengetahui Teori-teori Tentang Perubahan Sosial.
5.
Mengetahui Faktor-faktor Perubahan Sosial.
6.
Mengetahui Hubungan Pendidikan dengan Perubahan Sosial.
D.
Sistematika Penulisan
Setelah
mengetahui latar belakang masalah, maka penulis mengemukakan bagian-bagian yang
akan di bahas, dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan yang meliputi : Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB
II : Definisi Pendidikan, Sekilas tentang
Perubahan Sosial, Faktor
Perubahan Sosial, Teori Perubahan Sosial, Hubungan Perubahan Sosial dan
Pendidikan, Gelombang Kekuatan yang Mengubah Masyarakat Manusia, Pendidikan
sebagai Dasar Pengembangan Masyarakat Baru .
BAB III: Penutup yang meliputi, kesimpulan dan
saran-saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Pendidikan.
Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi antara manusia
dewasa dengan si anak didik secara tatap
muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap
perkembangan anak seutuhnya.
Pendidikan sering disebut ilmu normatif. Ilmu normatif adalah
ilmu yang mendiskripsikan, menjelaskan dan memberitahukan kepada orang lain
untuk mencapai sesuatu yang ideal. Pendidikan mempunyai beberapa unsur dasar
aktivitas pendidikan yaitu:
1. Yang mendidik dan menerima, maksudnya
pendidikan serasa memberi didikan yang baik kepada orang lain dan orang lain
itu menerimanya.
2. Pendidikan bertujuan yang baik, yaitu perkembangan kepentingan yang menerima agar
anak pandai, cerdas, toleransi, berkepribadian islami, dan luhur serta ahli
dalam berbagai bidang.
3. Cara atau jalan yang baik artinya, baik dalam
cara atau jalan yang menerima (subyek-didik) dan dapat pula terkait pada
hakikat yang ,memberi (pendidik) dan diterima (didikan) pada hal-hal
yang baik.
4. Konteks yang positif artinya, sustu konteks
yang berupaya menyisihkan negatif merubahnya menjadi posisitif.
Dari unsur-unsur tersebut dapat dirumuskan
pendidikan sebagai aktivitas interaksi antara pendidik dan subyek didik untuk
mencapai tujuan yang baik dengan cara baik dalam konteks hal yang positif.
Dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 telah ditetapkan bahwa”
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”[1]
B.
Sekilas tentang
Perubahan Sosial
Masyarakat manusia di manapun
tempatnya pasti mendambakan kemajuan
dan peningkatan kesejahteraan yang optimal.Kondisi masyarakat secara obyektif
merupakan hasil tali temali antara
lingkungan alam, lingkungan sosial serta karakteristik individu.
Ketiga-tiganya selalu berhubungan antara satu sama lain sehingga
membentuk sebuah bangunan.
Perubahan sosial merupakan suatu tingkah laku
yang mengalami perkembangan atau kemunduran bagi seorang individu terhadap
lingkungan sekitar.Pada hal ini mengarah ke terjadinya proses internalisasi program pada
subyek-didik (pendidik dan peserta didik). Sebab ini
menekankan pada pentingnya tujuan/cara/jalan mendidik yang cocok sesuai dengan
pola hidup bergama di masyarakat sekitar.
Hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial:
1.
Nilai-nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik,
sedangkan mencuri bernilai buruk.
Ciri nilai
sosial di antaranya sebagai berikut.
·
Disebarkan
diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).
·
Dapat
mempengaruhi pengembangan diri sosial
·
Memiliki
pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
·
Cenderung
berkaitan satu sama lain.
2.
Pola-pola perilaku
Pola-pola perilaku merupakan sikap atau perilaku yang ada sejak dia
lahir sampai sekarang sesuai perkembangan zaman.
3.
Organisasi
Organisasi
adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan..
4.
Lembaga dalam masyarakat ( Politik ).
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Di samping itu
politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
- politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
- politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
- politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
- politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks
memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga
tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
5.
Lapisan dalam masyarakat
lapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
6.
Kekuasaan dan wewenang.
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini
harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan
bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan
implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh
seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan
harus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk
memerintah secara sah.[2]
Bentuk-bentuk
perubahan sosial :
1.
Perubahan sosial lambat
Misalnya perubahan perubahan yang perlu waktu lama dimana perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana/kehendak tertentu. Hal itu disebabkan karena usaha usaha masyarakat untuk sesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
a. Teori perubahan unlinier : manusia, masyarakat, serta kebudayaannya, alami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu.
b. Teori perubahan universal : perkembangan masyarakat tidak perlu tahap-tahap tertentu yang tetap, sebab kebudayaan manusia telah ikuti suatu garis evolusi tertentu.
c. Teori perubahan multilinier : tahap-tahap perkembangan dalam evolusi masyarakat.
Misalnya perubahan perubahan yang perlu waktu lama dimana perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana/kehendak tertentu. Hal itu disebabkan karena usaha usaha masyarakat untuk sesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
a. Teori perubahan unlinier : manusia, masyarakat, serta kebudayaannya, alami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu.
b. Teori perubahan universal : perkembangan masyarakat tidak perlu tahap-tahap tertentu yang tetap, sebab kebudayaan manusia telah ikuti suatu garis evolusi tertentu.
c. Teori perubahan multilinier : tahap-tahap perkembangan dalam evolusi masyarakat.
2.
Perubahan sosial cepat
Misalnya perubahan yang cepat (revolusi) dapat dirncanakan terlebih dahulu, tapi hal ini bersifat relative karena dapat terjadi dalam jangka waktu lama.
Perubahan sosial kecil
Misalnya perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial, tetapi tidak membawa pengaruh yang berarti dalam masyarakat.
Misalnya perubahan yang cepat (revolusi) dapat dirncanakan terlebih dahulu, tapi hal ini bersifat relative karena dapat terjadi dalam jangka waktu lama.
Perubahan sosial kecil
Misalnya perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial, tetapi tidak membawa pengaruh yang berarti dalam masyarakat.
3.
Perubahan sosial besar
Misalnya perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada kehidupan masyarakat.
Misalnya perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada kehidupan masyarakat.
4.
Perubahan sosial direncanakan
Misalnya perubahan yang telah diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang berwewenang.
Misalnya perubahan yang telah diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang berwewenang.
5.
Perubahan sosial yang tidak direncanakan
Misalnya perubahan yang terjadi begitu saja dan diluar jangkauan pengawasan masyarakat.[3]
Misalnya perubahan yang terjadi begitu saja dan diluar jangkauan pengawasan masyarakat.[3]
C.
Faktor- Faktor Perubahan Sosial
Menurut Prof. Soerjono Soekanto, ada dua penyebab
utama terjadinya perubahan sosial, yaitu faktor intern dan ekstern.
1)
Faktor-faktor Internal Perubahan Sosial
a)
Bertambah atau berkurangnya penduduk
Bertambahnya penduduk yang cepat akan menimbulkan perubahan pada struktur
dan lembaga kemasyarakatan, misalnya menyangkut sistem hak milik tanah,upah
buruh tani dengan uang dan sebagainya. Berkurangnya penduduk sebagai akibat
dari migrasi atau bencana alam akan menimbulkan perubahan pembagian kerja,
stratifikasi sosial, organisasi sosial.
b)
Penemuan-penemuan baru
c)
Pertentangan di dalam masyarakat
Konflik-konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat menyebabkan perubahan
sosial. Contoh: konflik antar generasi mengenai adat-istiadat, dapat mengakibatkan
mengendornya ikatan tradisional.
d)
Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam masyarakat
Contohnya, meletusnya
revolusi 17 Agustus di Indonesia telah mengakibatkan berbagai macam perubahan
2)
Faktor-faktor Eksternal Perubahan Sosial
erat, sehingga
melahirkan ketimpangan kebudayaan. Dikatakan pula olehnya bahwa cepatnya
perubahan teknologi jelas akan membawa dampak luas ke seluruh
institusi-institusi masyarakat sehingga munculnya kemiskinan, kejahatan,
kriminalitas dan lain sebagainya merupakan dampak negatif yang tidak bisa
dicegah.
Untuk itulah pendidikan
harus mampu melakukan analisis kebutuhan nilai, pengetahuan dan teknologi yang
paling mendesak dapat mengantisipasi kesiapan masyarakat dalam menghadapi
perubahan.
Ada dua istilah dalam perubahan
sosial, yaitu:
a. Diferensiasi merupakan
suatu keniscayaan yang pasti dilalui oleh sistem sosial dalam mengadaptasikan
diri terhadap perubahan-perubahan di lingkungannya, dan
b.
Kemampuan untuk melakukan diferensiasi merupakan sebuah indikator positif mengenai
kemampuan suatu sistem dalam menyesuaikan diri sesuai dengan proses-proses
perubahan yang terjadi.
Sedangkan alur
perkembangan diferensiasi pendidikan dapat diterangkan dalam beberapa poin
sebagai berikut:
a. Pendidikan pada
masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan.Dalam kehidupan masyarakatnya
mengembangkan pendidikan secara informal yang berfungsi untuk memberikan bekal
keterampilan-keterampilan mata pencaharian dan memperkenalkan pola tingkah laku
yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat setempat.
b. pada tingkatan yang
lebih maju, sebagaian proses sosialisasi teridentifikasi keluar dari batas
keluarga, diserahkan kepada semua pemuda di masyarakat tentu saja dengan
bimbingan para orang tua yang berpengalaman atau berkeahlian.
c. Dengan berkembangnya
diferensiasi di masyarakat itu sendiri, maka meningkat pula upaya seleksi
sosial.
d. Pada tingkatan
berikutnya hubungan antara pendidikan dengan masyarakat menjadi kian rumit dan
semakin kompleks. Sejalan dengan arus industrialisasi dan kecenderungan
diferensiasi sosial, maka spesialisasi peranan menjadi cirri istimewa
masyarakat pada tingkatan keempat ini.[4]
D.
Teori Perubahan Sosial
Ada beberapa teori terkait tentang perubahan sosial ini yaitu :
1)
Teori Siklus
Menurut teori siklus, proses peralihan masyarakat tidak berakhir pada tahap
akhir yang sempurna, melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan
tahap berikutnya. Pada teori ini, perubahan sosial tidak dapat direncanakan
atau diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar menurut pola
melingkar. Jadi, perubahan sosial sebagai sesuatu yang berulang-ulang.
2)
Teori Perkembangan
Menurut pendapat teori ini, bahwa perkembangan menuju suatu arah/titik
tertentu, yang dimulai dari tahap perkembangan awal menuju tahap perkembangan
akhir.Teori ini dibagi menjadi dua yaitu teori Evolusi dan Revolusi.
3)
Teori Unilinier
Teori ini menyatakan bahwa masyarakat berkembang dari tahap sederhana
menuju ke arah kompleks dan akhirnya mencapai kesempurnaan.
4)
Teori Universal
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui
tahap-tahap yang tetap. Karena masyarakat selalu berkembang dari kelompok
homogen menuju masyarakat yang heterogen.[5]
E.
Hubungan Perubahan Sosial dan
Pendidikan
Sejalan dengan penjelasan perubahan
sosial di atas maka sebenarnya di
manakah letak posisi pendidikan. Pendidikan
adalah suatu institusi
pengkonservasian yang berupaya menjembatani dan memelihara warisan budaya suatu
masyarakat sesuai dengan
perubahan sosial.
Dalam proses perubahan sosial
modifikasi yang terjadi seringkali
tidak teratur dan tidak menyeluruh, meskipun sendi-sendi yang
berubah itu saling berkaitan secara erat, sehingga melahirkan
ketimpangan kebudayaan. Dikatakan pula olehnya bahwa
cepatnya perubahan teknologi jelas akan membawa dampak luas
ke seluruh institusi-institusi masyarakat sehingga munculnya kemiskinan,
kejahatan, kriminalitas dan lain sebagainya merupakan
dampak negatif yang tidak bisa dicegah.
Untuk itulah pendidikan harus mampu
melakukan analisis kebutuhan
nilai, pengetahuan dan teknologi yang paling mendesak dapat
mengantisipasi kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan.[6]
Ada dua istilah dalam perubahan sosial, yaitu:
a)
Diferensiasi merupakan suatu keniscayaan yang pasti dilalui oleh
sistem sosial dalam mengadaptasikan diri terhadap perubahan-perubahan
di lingkungannya, dan
b)
Kemampuan untuk melakukan diferensiasi merupakan sebuah indikator
positif mengenai kemampuan suatu sistem dalam menyesuaikan
diri sesuai dengan proses-proses perubahan yang
terjadi.
Sedang alur
perkembangan diferensiasi pendidikan dapat
diterangkan dalam beberapa poin sebagai berikut.
a)
Pendidikan pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan.
Dalam kehidupan masyarakatnya mengembangkan pendidikan
secara informal yang berfungsi untuk memberikan bekal keterampilan-keterampilan
mata pencaharian dan memperkenalkan pola
tingkah laku yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat setempat. Pada
tingkatan ini, peran sebagai siswa dan guru secara murni ditentukan oleh
ukuran-ukuran askriptif.
b)
Pada tingkatan yang lebih maju, sebagaian proses sosialisasi teridentifikasi
keluar dari batas keluarga, diserahkan kepada semua
pemuda di masyarakat tentu saja dengan bimbingan para
orang tua yang berpengalaman atau berkeahlian.
c)
Dengan berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu sendiri, maka
meningkat pula upaya seleksi sosial.
d)
Pada tingkatan berikutnya hubungan antara pendidikan dengan
masyarakat menjadi kian rumit dan semakin kompleks. Sejalan
dengan arus industrialisasi dan kecenderungan diferensiasi
sosial, maka spesialisasi peranan menjadi cirri istimewa
masyarakat pada tingkatan keempat ini. Di sini beban-beban baru, yaitu sebagai
pusat pengajaran bagi masyarakat luas,
sebagai media seleksi sosial serta berperan pula sebagai
lapangan pekerjaan.
Dalam perkembangan ini, sistem pendidikan beranjak pesat menjadi
institusi yang mempunyai “kedudukan penting” terutama dalam
menopang perubahan sosial ekonomi (baik perubahan yang
direncanakan maupun tidak), lalu pendidikan berkembang menjadi
“jembatan” prestise dan status, selain juga tampil
sebagai faktor utama mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal,
baik intra maupun antargenerasi.[7]
F.
Gelombang
Kekuatan yang Mengubah Masyarakat Manusia
Dari berbagai
kekuatan yang mengubah kehidupan bersama umat manusia
dewasa ini adalah
globalisaai. Globalisasi
berasal dari kata global yang berarti secara umumnya, utuhnya, kebulatanya. Sehingga
menjadikan dunia sebagai satu kesatuan dan dunia seakan-akan menjadi sempit dan
tak menghiraukan batas-batas negara. Misalnya, peristiwa suatu negara dapat
tersebar keseluruh dunia.
1.
Peranan faktor-faktor globalisasi meliputi 4 bidang yaitu,
a.
Bidang iptek, misalnya adalah komputer, satelit dan lainnya.
Perkembangan teknologi ini sangat cepat
yang mengakibatkan bumi semakin sempit dan transparan. Bahkan mampu
memberikan orientasi baru dalam bersikap dan berfikir.
b.
Bidang ekonomi, mengarah pada ekonomi regional dan global.
Misalnya, NAFTA AFTA, dan lain sebagainya. Akibatnya, menyebabkan negara hanya
bertapal batas politik saja, sedang dari ekonomi semakin kabur.
c.
Bidang lingkungan hidup, Indonesia yang mempunyai hutan tropis
terbesar di dunia harus menjaga kelestarian”paru-paru dunia” misalnya, suah di
tetapkannya kebijakan, reboisasi.
d.
Bidang pendidikan, dalam kaitannya identitas bangsa, termasuk
budaya nasional dan budaya nusantara.
e. Selain itu juga terdapat bidang lain yaitu bidang
politik, hukum, dan hak-hak asasi manusia paham demokrasi. Misalnya, adalah
pelaksanaan pemilu suatu negara dipantau langsung oleh negara lain, dengan
mengirim para peninjau baik sebelum maupun sesudah pemilu. Ada semboyan”think globally but act locally”, yang
berarti bahwa dalam menghadapi
globalisasi itu menekankan perlunya berfikir dan berwawasan global namun harus
disesuaikan dengan keadaan sekitarnya.
2. Perkembangan
iptek yang semakin cepat
Perkembangan iptek yang semakin cepat dapat berdampak positif
ataupun negatif. Dampak positifnya, Memudahkan untuk mengikuti perkembangan
iptek yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan. Sedangkan, dampak negatifnya akan muncul bila kondisi
sosial-budaya belum siap menerima limpahan.
Francis
Bacon “ Ilmu adalah kekuasaan” maka, teknologi merupakan kekuasaan atas: manusia,
kebudayaan, dan alam.
3.
Arus Komunikasi
Perkembangan komunikasi yang semakin padat dan cepat, misalnya yang
berkaitan dengan informasi dan komunikasi, mendorong perkembangan
masyarakat dari masyarakat pertanian ke
masyarakat industri dan masyarakat informasi. Seeriringnya perkembangan
informasi dan komunikasi seakan-akan mampu mengisi dimensi ruang dan waktu.
Unsur dasar proses komunikasi terdiri
dari, sumber pesan, penyandian (encoding),Tranmisi
pesan, saluran pembuka sandian (decoding),
reaksi internal penerima ,dan gangguan (noise).
4.
Peningkatan Layanan Profesional
Dengan semakin meningkatnya dan meluasnya wawasan dan pengetahuan
serta daya kritis, maka menuntut kualitas hidup yang lebih baik, sehingga
pelayanan profesional sangat dibutuhkan masyarakat demi meningkatkan mutu
masyarakat. Sehingga agar mencapai hasil
yang optimal maka harus di imbangi
dengan peningkatan kualitas tenaga professional.
G.
Pendidikan
sebagai Dasar Pengembangan Masyarakat
Baru
Pendidikan telah dijadikan prioritas utama
dan pertama dari banyak negara untuk dijadikan sebagai pondasi membangun
masyarakat yang lebih demokratis, terbuka bagi perubahan-perubahan
global dan menghadapi masyarakat digital.
a)
Arah Baru Pedagogik
Di dalam perkembangannya, pedagogik
terbatas kepada masalah-masalah mikro pendidikan, seperti perkembangan
anak, proses belajar dan pembelajaran, fasilitas pendidikan, biaya pendidikan, manajemen
pendidikan dan sebagainya. Di dalam perkembangannya dewasa
ini, pedagogik ternyata tidak terlepas dari perubahan-perubahan sosial, politik
dan ekonomi. Perubahan-perubahan
sosial tersebut di atas telah membawa kepada
suatu keperluan untuk memberikan orientasi baru terhadap pedagogik. Dengan
demikian, pedagogik bukan hanya
terbatas kepada ilmu mendidik dalam arti sempit, atau sekadar
aplikasi ilmu jiwa pendidikan, tetapi juga membahas mengenai
keberadaan manusia di dalam kebersamaan hidup yang mengglobal bagi umat manusia serta suatu perubahan politik,ekonomi,sosial budaya.
b)
Pendidikan, Ekonomi, Politik, dan Kebudayaan
Pendidikan dan kebudayaan merupakan
dua sisi dari mata uang yang
sama. Mengisolasikan pendidikan dari kebudayaan berarti
melihat proses pendidikan di dalam ruang hampa. Pakar-pakar ekonomi
juga pakar-pakar kebudayaan dan politik melihat
betapa pendidikan merupakan aspek yang sangat strategis di
dalam menyiapkan suatu tata kehidupan manusia yang baru. Demikianlah
kita melihat bagaimana peranan pendidikan di dalam
menata suatu m. Pengaruh Budaya
Dengan berkembangnya masyrakat menuju
masyarakat modern yang perlu ditekankan adalah kemampuan memfilter budaya yang
masuk, karena di zaman globalissi ini kita tidak mumgkin menutup diri terhadap
pengaruh kebudayaan. Bila
hal ini sampai terjadi pada kita , kita sebagai manusia yang “gaptek’’ dan
tidak dapat memenuhi tuntutan zaman. Peranan pendidikan merupakan faktor
penentu dalam membangun dan memperkuat ketahanan kebudayaan
c)
Pengembangan sarana pendidikan
Setrategi
pendidikan dalam menyongsong masa era globalisasi:
1.
Pendidikan untuk pengembangan iptek misalnya, manufacturing
2.
Pendidikan untuk pengembanga ketrampilan menegemen dan bahasa asing
3.
Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, KB,dan
kesehatan
4.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai misalnya, fisafat agama
dan ideologi
5.
Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan
kepelatihan misalnya pengelolaan
pendidikan system formal dan nonformal untuk peningkatan mutu dan Sumber Daya Manusia
(SDM).masyarakat
baru.[8]
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhalak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat, sehingga mampu mempengaruhi peruhahan sosial menuju
masyarakat masa depan . Dengan
pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat menyesuaikan diri
dalam menghadapi masa era globalisasi. Masa semacam ini harus kita taklukkan
dengan pengetahuan dan “melek tegnologi” supaya kita bisa bersaing dengan
dengan negara-negara lain. Upaya untuk mengantisipasinya melalui beberapa cara
antara lain: perubahan nilai dan sikap, pengembangan kebudayaan, dan
pengembangan sarana pendidikan. Selain itu kita sebagai generasi penerus bangsa
kita selalu siap untuk belajar hal-hal baru
bukan sebagai tenaga yang siap pakai untuk kepentingan industri.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Barnadib, Prof.Imam dan Prof.Dr.Sutari Imam
Barnadib.”Beberapa Aspeks substansial Ilmu Pendidikan”.1996.Andi:Yogyakarta. (Rujukan)
Ø Muhadjir, Dr. Noeng. “Ilmu pendidikan dan perubahan suatu teori pendidikan”.1993.Rakesarasin:Yogyakarta. (Rujukan)
Ø
http://ratnasari15.blogspot.co.id/2015/06/perubahan-sosial-dan-pendidikan.html (Diakses
04 Maret 2016)
Ø
Wahyu, Sekar Ramadhania & Hanna Merliandra. “Perkembangan Sosial Dan
Kebudayaan Indonesia.” 2007 (Rujukan)
[1] Barnadib, Prof.Imam dan Prof.Dr.Sutari Imam
Barnadib.Beberapa Aspeks substansial Ilmu Pendidikan.1996.Andi:Yogyakarta
[2] Muhadjir, Dr. Noeng. Ilmu pendidikan dan perubahan suatu teori
pendidikan.1993.Rakesarasin:Yogyakarta.
[3] http://ratnasari15.blogspot.co.id/2015/06/perubahan-sosial-dan-pendidikan.html
[4] Ibid 2
[5] Ibid 2
[6] Ibid 3
[8] Wahyu, Sekar Ramadhania & Hanna Merliandra. “Perkembangan Sosial Dan
Kebudayaan Indonesia.” 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar